Kamis, 28 Oktober 2010

PT Bakrie Telecom Tbk





PT Bakrie Telecom merupakan salah satu perusahaan telekomunkasi di Indonesia yang sebelumnya bernama PT Ratelindo. Pada bulan September  2003 , PT Ratelindo berubah nama menjadi PT Bakrie Telecom, yang kemudian bermigrasi ke CDMA2000 1x, dan memulai meluncurkan produk Esia . Saat ini produk Esia hanya dapat dinikmati di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Pada tahun 2006 , Bakrie Telecom telah go-public dengan mendaftarkan sahamnya dalam Bursa Efek Jakarta, dengan simbol ticker: BTEL . Pada 17 September  2007 , pemerintah Indonesia  memberikan lisensi atas jaringan tetap sambungan langsung internasional  Indonesia kepada Bakrie Telecom. Sebagai bagian dari lisensi ini, Bakrie Telecom diharuskan membangun jaringan tetap untuk sambungan langsung internasional.
PT. Bakrie Telecom Tbk, terbukti mampu melewati krisis keuangan global dengan model bisnis berkonsep budget operator dan belanja modal serta operasional yang efisien. Hal ini disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, selasa 16 Juni 2009. Model bisnis PT Bakrie Telecom Tbk terbukti mampu meminimalisir dampak krisis keuangan global dan bahkan membawa perusahaan tumbuh ditengah iklim persaingan yang makin ketat di industri telekomunikasi Indonesia. Kekuatan model bisnis tersebut bertumpu pada struktur biaya yang rendah sesuai dengan konsep budget operator serta didukung oleh belanja modal dan operasional yang efisien.
Pencapaian perusahaan selama tahun 2008 dianggap memuaskan dan dapat memenuhi target yang diharapkan sehingga pertumbuhan perusahaan terus menunjukkan hasil positif. Anindya N Bakrie , Direktur Utama PT Bakrie Telecom tbk sempat mengungkapkan bahwa mereka memanfaatkan betul peluang yang ada dengan mengadopsi model bisnis ’Budget Telecom - Low Cost Operator’, dimana mereka sangat menjaga dan menekan biaya, meningkatkan pendapatan dan strategi pemasaran yang inovatif dalam mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan.
Hasilnya Bakrie Telecom dapat mencapai target pertumbuhan pelanggan maupun kinerja keuangan yang menguntungkan. Pendapatan kotor perusahaan di tahun 2008 mencapai 2.805,3 miliar rupiah atau naik 67,8 persen dibanding pencapaian pendapatan kotor perusahaan tahun sebelumnya sebesar 1.672,0 miliar rupiah. Kenaikan pendapatan tersebut terutama didorong oleh faktor kenaikan laju pertumbuhan pelanggan yang mencapai 91,2 persen. Pada akhir tahun 2007 jumlah pelanggan Bakrie Telecom baru mencapai 3,8 juta sedangkan pada akhir tahun 2008 jumlah ini meningkat hingga mencapai 7,3 juta pelanggan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar